Akibat Covid-19; ‘Berpisah Kita Kuat Bersatu Kita Runtuh’

Oleh Indrayani, S.Iq

Pertama dalam sejarah dunia, bahkan di negara lain pun sama, semboyan ‘berpisah kita kuat bersatu kita runtuh’, menjadi salah satu cara melawan wabah yang melanda.

Ungkapan ‘berpisah kita kuat bersatu kita runtuh’ ini, mengingatkan kita pada semboyan ‘bersatu kita teguh bercerai kita runtuh’. Namun ini tidak berlaku untuk saat ini. Walau mustahil, kini itulah kenyataannya.

Di saat mereka yang ditunjuk dan ditugaskan untuk mengatasinya, seperti ahli yang berkompeten di bidang virus, ataupun ahli di bidang kesehatan, bagi warga cukup berdiam diri di rumah dan kasih jarak minimal satu meter dari orang lain. Inilah alasan kenapa semboyan ini  terlintas oleh penulis dalam membuat artikel ini.

Covid-19, itulah namanya. Mampu membuat dunia gempar. Ia kecil tak terlihat, namun telah merusak tatanan sosial saat ini. Setiap orang harus menjauh dari orang terdekat bahkan saudara, dan menghambat untuk orang-orang berkunjung ke wilayah atau negara ini. Pada sisi ekonomi, wabah ini menghambat semua sektor dan seluk-beluk ekspor dan impor. Bahkan  di tatanan agama, juga harus menghentikan peribadahan ke masjid dan majelis ta’lim.

Tidak ada yang tidak terjamah oleh virus yang namanya Covid-19. Bahkan di negara Cina yang pertama kali diserang oleh makhluk yang tak terlihat ini, telah membunuh ribuan orang. Dan lebih hebatnya lagi, demi menjaga penyebarannya tidak berlanjut, manusia bisa ditembak mati jika ada yang berkeliaran di luar rumah.

Awalnya orang beranggapan bahwa Covid-19 ini adalah  kutukan. Ada yang mengatakan azab dari Allah, dan ada yang mengatakan ini adalah tanda-tanda kiamat. Banyak lagi prediksi-prediksi yang beedar, baik dari sekitar lingkungan sendiri ataupun media.

Tidak menunggu lama, Indonesia pun dapat giliran. Bahkan sekarang nomor dua teratas diserang oleh Covid-19. Hal ini terjadi karena kurangnya pemantauan dan pencegahan sehak awal dari orang-orang yang keluar masuk wilawah Indonesia. Bahkan sekarang, duduk pun tidak boleh berdekatan, harus diatur minimal satu meter.

Perumpamaan semboyan ‘berpisah kita kuat bersatu kita runtuh’, bukanlah suatu hal yang dibuat-buat. Tetapi itu adalah kenyataan di mana orang yang saling kenal pun harus berjauhan, tidak lagi mengenal jabat tangan, cukup duduk dan tak melihat  siapa anda.

Itulah  kalimat semboyan  yang pantas dialamatkan ke Covid-19. Yang kini selalu di perbincangkan di negara manapun, termasuk Indonesia, negara yang memiliki adagium ‘bersatu kita teguh bercerai kita runtuh’. Sekarang semua berbalik arah.

Semoga semboyan akibat wabah ini tidak berlangsung lama. Segera berakhir di bumi ini, terutama bumi Indonesia. Agar tak lagi merusak. Mengembalikan  tatanan sosial, ekonomi, dan peribadahan yang terasa nikmat  dan indah. Tidak lagi membuat orang-orang merasa cemas dan ketakutan.